11 Maret 2011

Implementasi dari isi Alkitab

Implementasi dari membaca atau mendengar, merenungkan dan melakukan isi Alkitab dalam kehidupan sehari-hari adalah “taklukkanlah dunia” dan “berkuasalah” (Kejadian 1:28 ) Ini merupakan perintah atau mandate atau otoritas pertama yang datang dari pihak ALLAH kepada manusia. Kemudian Perintah atau mandate atau otoritas kedua yang diberikan ALLAH kepada manusia adalah Kasihilah TUHAN, ALLAHmu dan kasihilah sesamamu ( Mat 22 : 37-40 tentang hukum kasih ) Terakhir perintah atau mandate atau otoritas yang ALLAH berikan kepada manusia adalah keliling dunia, pemuridan, pentahbisan dan pengajaran ( Mat28 : 19-20 tentang Amanat Agung ) Ketiga mandate ini bersifat general dan universal berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali. Pada bagian lain selain dari perintah atau mandate atau otoritas yang diberikan Allah kepada manusia, hampir seluruh isi Alkitab merupakan peristiwa atau kejadian yang dipaparkan sebagai gambaran baik buruknya sejarah kehidupan umat manusia dalam mengimplementasikan perintah atau mandate atau otoritas yang sudah ALLAH berikan kepada manusia.

Mengacu kepada perintah yang pertama, bagaimana perintah ini di-implementasi-kan dalam pemberitaan Firman Tuhan dan pekabaran Injil boleh jadi justru berwujud terbalik karena pemahaman Alkitab harus didasari dalam koridor Theologis, sehingga diluar koridor itu, dinilai cendrung bertentangan dengan esensi dan dogma Theologis itu sendiri.Barangkali terlupakan atau bahkan dilupakan bahwa perintah yang pertama ini ditujukan kepada manusia sebagai ciptaanNya yang diberi mandate dalam artian tidak terkotak-kotak sebagai Kristen non Kristen, Theology atau berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan tidak dalam pemahaman rohani atau materi yang kasat mata.Apabila hal itu terjadi dan diformulasikan demikian maka yang pasti karakter dan hakekat manusia sebagai rekan sekerja ALLAH justru dibunuh dan terpasung sehingga tak berdaya dan tak mampu baik bekerja apalagi memberi buah.

Pemberitaan Firman Tuhan dan pekabaran Injil seyogyanya harus memahami perintah yang pertama dulu dan bahkan tahu dan mampu mengartikulasikan perintah ini dalam kehidupan sehari-hari ( sampai saat ini ilmu pengetahuan dan tekhnologi sudah banyak menjawab dan menjelaskan bagaimana hal-hal yang ajaib dan mujizat dalam Alkitab terjadi. Kalaupun masih ada yang belum dapat dijelaskan itu hanyalah masalah waktu untuk menjawab dan menjelaskan. Tapi ilmu pengetahuan sebagai mana doa dan iman hanyalah sarana dalam mengartikulasikan isi Alkitab. Baca mat 6:33 )barulah menjadi inspirasi dalam menerima perintah yang kedua sebagai Hukum Kasih. Perintah yang kedua berbunyi; “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akalbudimu. Tentang mengasihi Tuhan, itu berarti tidak cukup hanya dengan hati, tapi juga harus dengan jiwa bahkan yang tak boleh dilupakan adalah akalbudi. Kalau mengasihi Tuhan hanya sebatas hati, anda bisa bayangkan sendiri. Demikian juga jika hanya dengan jiwa. Atau mungkin anda hanya ingin menggunakan akalbudi, pastilah kasih anda kepada Tuhan tidak utuh alias terkotak-kotak. Apalagi jika kasih anda kepada Tuhan lalu harus berbuah mujizat dan berbagai-bagai karunia makin membuat pengertian tentang kasih menjadi terkontaminasi dengan keinginan daging semata. Wujud mengasihi Tuhan adalah dengan mengasihi sesamamu manusia. Sarana atau fasilitas untuk mengasihi sesama manusia adalah “taklukanlah dunia” dan “berkuasalah”. Jika pemahaman ini dapat diterima itu berarti : Perintah atau mandate atau otoritas yang pertama tujuannya adalah membentuk karakter dan sumber daya manusia yang kuat dalam memahami dan melaksanakan perintah atau mandate atau otoritas yang kedua. Artinya dari sudut pandang apapun juga dan dari disiplin ilmu apapun juga isi Alkitab dipahami dan diartikulasikan, tidak dapat dibantah kebenaran dan akurasinya. Isi Alkitab tidak hanya bicara soal rohani karena dari dalamnya juga dikupas masalah kebutuhan jasmani. Allah terlebih dahulu menciptakan langit dan bumi dan seluruh isinya barulah ALLAH menciptakan manusia untuk mengelola ciptaanNya.

Dengan pemahaman ini sesungguhnya juga ingin menjelaskan bagaimana dewasa ini pemberitaan Firman Tuhan dan pekabaran Injil sudah mengaburkan dan menggeser esensi dan dogma dari pengenalan, penghayatan dan penyembahan kepada ALLAH dalam YESUS serta Roh Kudus sebagai penolong pada mujizat dan berbagai-bagai karunia.yang lebih bermakna sarana.

Selanjutnya tidak dalam posisi menghakimi, jangan ada ilah lain dihadapanKu barangkali patut direnungkan jika pemberitaan Firman Tuhan dan pekabaran Injil lebih mengutamakan mujizat dan berbagai-bagai karunia, karena itu sudah berarti ilah lain dihadapan ALLAH. Tidak juga harus mengabaikan mujizat dan berbagai-bagai karunia bisa terjadi, karena yang terutama janganlah mujizat dan berbagai-bagai karunia menggeser esensi dan dogma dalam pengenalan, pemahaman dan penyembahan kepada ALLAH dalam YESUS serta Roh Kudus sebagai penolong, .Suka tidak suka ketika manusia jatuh dalam dosa, .dimulailah arti kehidupan yang sesungguhnya yang harus dijalani dan disiasati. Anda malas janganlah makan. Iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati. Slogan dunia nampaknya lebih bijaksana; “berdoa dan bekerja”.

Jika kita mampu memahami perintah yang pertama sebagai pembentukan karakter dan sumber daya manusia dalam menaklukan dan menguasai dunia, maka dari sana seharusnya terbentuk satu visi dan misi yang jelas sebagaimana tertuang dalam hukum kasih. Banyak orang mendengar atau membaca Firman Tuhan, merenungkan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari barangkali tidak dimulai seperti yang diuraikan diatas, dan memang sebagai umat tidaklah harus memulai pertobatannya seperti itu. Yang terutama adalah ketika kita atau siapapun juga yang merasa terpanggil untuk memberitakan Firman Tuhan atau pekabaran Injil hendaklah memahami akan isi Alkitab secara utuh agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai-bagai pengajaran yang ujungnya justru menyesatkan.

Amanat Agung yang merupakan perintah atau mandate atau otoritas ketiga dari ALLAH menjadi bagian akhir dari lawatan ALLAH dalam YESUS di dunia yang harus dilakukan para pemberita dan pekabar Injil baik perorangan maupun institusi, tidaklah terlalu sulit untuk dijalani apabila pengetahuan dan kemauan mengacu kepada hal yang benar dalam isi Alkitab. Aku mengutus kamu seperti domba ketengah serigala. Oleh sebab itu hendaklah kamu tulus dan cerdik. Seringkali kita memang tulus namun tidak cerdik. Inilah sebuah realita dimana banyak orang merasa sudah melayani bahkan mengklaim diri sebagai hamba Tuhan dengan berbagai mujizat dan berbagai-bagai karunia dan dengan karunia itu lalu merasa lebih baik dari orang lain. Bahkan berani menghakimi baptisan air hanya sah kalau diselam. Adalagi yang mengklaim baptisan boleh berkali-kali. Belum lagi soal demonstrasi berbagai-bagai karunia dan bahasa Roh. Ketimbang memuliakan ALLAH justru menjadi batu sandungan yang membuat keKristenan terpecah-pecah. Kemana bahtera ini akan berlabuh. Hanya ALLAH yang tahu.

Dewasa ini pemahaman dan implementasi akan isi Alkitab tidak dapat hanya sebatas rohani dan Theologis semata, bahkan tidak boleh terjebak dalam dikotomi ini Alkitabyah, ini sekuler dan duniawi. Gereja hanya berfokus pada pemberitaan Firman Tuhan dan pekabaran Injil, Tetapi juga harus sekaligus menguasai dunia pendidikan dan kesehatan. Menguasai tekhnologi dan hasilnya. Tanpa keseimbangan itu maka keKristenan hanya seperti roh-roh yang gentayangan atau seperti robot-robot yang harus ditekan tombol on-ofnya baru bergerak.

Pucung Bantul 15 Agustus 2009

Hardo Jayadi Setiawan

Callsign;Anwari,Musa dan klana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada saran, komentar, pertanyaan, atau kritikan, silahkan Anda ketik di kolom komentar. Terima kasih atas kunjungan Anda ke web blog saya.