11 Maret 2011

Andai Alkitab ditulis abad dua puluh Satu

Banyak isi Alkitab terutama dalam Perjanjian Lama yang pembacanya harus punya cukup pengetahuan untuk memahami dan mengerti baik dari sisi waktu peristiwa – peristiwa itu terjadi, pengetahuan penulisnya dan makna rohani yang ingin disampaikan.

Bagi orang awam yang membacanya, barangkali tidak mempermasalahkan bagaimana hal ikhwal penciptaan dalam Kejadian 1 : 1 – 28. Tapi bagi para ilmuwan Kejadian 1 : 1 – 28 merupakan objek yang harus dijadikan penelitian dan dicarikan jawabannya bagaimana hal penciptaan itu terjadi. Sayangnya para pakar Theologi kadung membuat statement dan kekeh menyatakan bahwa Alkitab atau Firman Tuhan hanya dan harus dipahami dan dibaca berdasarkan iman, doa memohon pimpinan Roh Kudus dan dari latar belakang theology. Diluar pemahaman itu pastilah dianggap salah dan cendrung bertentangan dengan kehendak Allah yang menjadi inspirasi penulisan ALkitab.itu sendiri. Dari pemahaman awal ini saja, dapat kita rasakan adanya kontroversi bahwa sesungguhnya Alkitab tidak hanya diwahyukan,diturunkan bagi umat Kristiani semata, tetapi pastilah Alkitab itu diberikan untuk seluruh umat manusia. Pertanyaannya menjadi sederhana atau kita sederhanakan saja; Apasih yang sudah dapat dipahami dan dimengerti oleh mereka yang masuk dalam kategori umat Kristiani? Atau apasih yang sudah mereka hasilkan terutama bagi hajat hidup orang banyak? Tidakkah pemahaman seperti ini mencerminkan pemahaman yang sempit dan menciptakan rutinitas keseharian yang menjemukan dikalangan umat Kristiani sendiri. Cobalah kita lihat kehidupan sehari – hari semua umat manusia. Bukankah ibadah hanya dilakukan sehari dalam seminggu itupun hanya satu dua jam. Kemudian pada hari hari berikutnya hanya satu dua menit berdoa paling lama yah… satu jam. Bagi mereka yang aktif paling tidak tujuh jam waktunya dihabiskan untuk kerja dan berkarya, sisanya untuk kebugaran tubuh, bersosialisasi dengan keluarga dan handai taulan.

Setiap kali Firman Tuhan dibacakan saat ritual ibadah memasuki sesi pemberitaan Firman Tuhan di banyak gereja – gereja mainstream selalu dilafalkan kalimat …berbahagialah orang yang mendengarkan Firman Tuhan, merenungkannya dan melakukannya dalam kehidupan sehari – hari. Imbauan pada kata mendengarkan mungkin masih mudah, demikian juga pada kata merenungkan masih dapat dimengerti sekalipun dengan mengkernyitkan dahi karena mungkin kurang bisa memahami Firman Tuhan yang dibacakan. Nah pada kata melakukannya dalam kehidupan sehari –hari malah njelimet karena memang bingung dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan sehubungan dengan Firman Tuhan yang disampaikan bahkan sesudah dikupas dan diuraikan detailnya. Hal ini menjelaskan betapa sulitnya Firman Tuhan dapat dipahami dan dimengerti oleh orang awam bahkan sesudah dikupas dan diuraikan mendetail sekalipun. Berapa banyak jemaat yang hadir di ritual ibadah terkantuk kantuk pada saat pemberitaan Firman Tuhan baik karena kurang tidur, kelelahan setelah kerja berhari – hari atau karena memang pemberitaan Firman Tuhan yang membuatnya terkantuk – kantuk. Terlepas dari kemampuan hamba Tuhan yang berkhotbah, Alkitab memang bukanlah kitab yang mudah dimengerti dan dipahami karena selain berisi sejarah, peristiwa peristiwa luar biasa yang diartikan sebagai keajaiban/mujizat, ramalan ramalan masa depan yang dipahami sebagai nubuatan dan keyakinan yang harus diterima sekalipun tidak dialami dan disaksikan sebagai iman percaya. Disatu sisi peranan dan bimbingan Roh Kudus memang harus menjadi yang utama dan sisi lainnya yah hikmat akal budi untuk mampu mengerti dan memahami Firman Tuhan. Mengapa demikian? Yang pasti; karena Firman Tuhan disampaikan kepada mereka yang hidup baik jasmani maupun rohani ( bukan orang mati ) mereka yang waras dan sadar ( bukan orang gila atau mabuk ) Nah bagi mereka yang ingin tahu lebih mendalam ada beberapa buku pendamping semisal konkordansi, kamus Alkitab, referensi dari satu ayat dengan ayat yang lainnya biasanya sebagai catatan kaki. Semuanya masih dalam lingkup kaca mata kerohanian dan theologis saja. Kalau geliat dan hiruk pikuk dunia boleh jadi referensi dalam memahami Firman Tuhan, barangkali isi Alkitab akan punya daya tarik sendiri dan sangat potensial membimbing dan mengarahkan kemana dan bagaimana sebaiknya umat manusia bergerak dan berkarya dalam artian mengexploitasi dan mengexplorasi seluruh ciptaanNya. Amat disayangkan jika tentang exploitasi dan explorasi ini diserahkan kepada dunia sekuler karena hasilnya tidak membatasi yang baik dan jahat, yang boleh dan yang dilarang, yang benar dan yang salah. Karuan saja geliat dunia dengan hiruk – pikuknya membuat mereka yang memberitakan Firman Tuhan kebakaran jenggot seakan dunia mengundang amarah Sang Khalik dan akan datang untuk menghakimi para pelaku keonaran di dunia.

Andai Alkitab ditulis abad ini, mungkin hal penciptaan, perangkat hukum dan undang – undang, prediksi masa depan, dan semua disiplin ilmu pengetahuan akan tertuang secara gamblang, lugas dan ilmiah. Para hamba Tuhan yang mendapat mandat atau mereka yang terpanggil untuk memberitakan Firman Tuhan seyogyanya mampu memahami umatnya dan mengarahkannya untuk berkreasi dan berkarya tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, hajat hidup orang banyak, eko system, bahkan penjelajahan akan jagat raya sehingga hidup yang kita jalani bersama ini lebih nyaman dan bertanggung jawab dan nama Tuhan dimuliakan. Satu hal yang pasti dalam Firman Tuhan yaitu beranakcuculah dan bertambah banyak. Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu. Berkuasalah atas ikan ikan di laut, burung – burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Inilah mandat kepada manusia sebelum manusia jatuh dalam dosa. Kiranya kasih karunia dari Tuhan membawa pencerahan bagi kita umatNya. Amin

Bantul 19 Maret 2009.

Hardo Jayadi Setiawan.

Call Sign Musafir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada saran, komentar, pertanyaan, atau kritikan, silahkan Anda ketik di kolom komentar. Terima kasih atas kunjungan Anda ke web blog saya.