11 Maret 2011

Karena begitu besar kasih ALLAH akan dunia ini

Judul tulisan ini diambil dari kitab Injil Yohanes 3 : 16 yang lengkapnya demikian bunyinya: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Perikop dari ayat ini adalah Percakapan dengan Nikodemus. Isi perikop ini terkesan kontroversi di awal tulisannya yang mana pertanyaan Nikodemus dijawab keluar dari konteksnya oleh Yesus. Cobalah kita simak percakapannya : Rabbi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai Guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda – tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya. Yesus menjawab, kataNya :” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah. Sampai disini, bukankah percakapan ini terkesan kontroversi? Adakah makna dibalik percakapan kontroversi ini, terlepas dari berbagai sudut pandang para pembacanya. Secara umum Yesus bisa saja ingin mengalihkan perkataan atau pertanyaan dari Nikodemus. Terbukti Nikodemus terpancing untuk mengikuti dialog yang datang dari Yesus. Dalam pemahaman yang lain bisa saja Yesus tahu kemana arah tujuan dari perkataan atau pertanyaan dari Nikodemus demikian juga Yesus tahu jawaban yang Dia berikan nanti mungkin berdimensi luas dan butuh pembicaraan yang panjang dan berujung pada kerajaan Allah. Bagaimana kalau sebaliknya Yesus yang bertanya kepada orang Farisi; Apa yang sudah kamu lakukan di dunia ini dalam menggenapi taurat? Mungkin apa yang Yesus lakukan sesungguhnya harus kita manusia yang melakukannya sehingga dia tidak harus melawat umatNya. Sesungguhnya perkataan atau pertanyaan Nikodemus sangat menarik untuk kita cermati karena selain tanda – tanda yang Yesus lakukan, disana juga ingin mengungkap kemanusiaan Yesus. Pertama – tama haruslah kita pahami percakapan ini terjadi dua ribuan tahun yang lalu dalam artian pengetahuan manusia belum sehebat dan secanggih sekarang, sehingga apa yang disaksikan pada waktu itu tidak sepenuhnya mampu menjelaskan apa yang dilihat dan saksikan. Contoh sederhana pada waktu Yesus dibaptis, dalam Alkitab ditulis Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal diatasNya. Nah bayangkan kalau Yesus dibaptis di abad dua puluh satu dengan peristiwa yang sama terjadinya. Apakah akan ditulis seperti isi alkitab yang ada sekarang? Beberapa literature menjelaskan bahwa bangsa yahudi atau orang Farisi punya budaya mengungkap maksudnya dengan kalimat – kalimat kiasan atau tidak langsung pada maksud yang ingin disampaikan atau ditanyakan.

Satu hal yang pasti dari dialog yang kita anggap kontroversi ini adalah, tidak semua pernyataan atau pertanyaan harus ditanggapi atau dijawab secara spontan maupun lugas. Dalam pengertian lain, isi Alkitab berisikan ayat – ayat dan pasal – pasal bahkan kumpulan dari sekian banyak kitab – kitab. Bisa saja diartikan satu bagian ( letter lux) tapi yang terbaik harus diartikan secara utuh saling melengkapi satu ayat dengan ayat lainnya, satu pasal dengan pasal lainnya dan satu kitab dengan kitab lainnya sehingga ketika dibaca tidak terjebak dalam pengertian yang sempit dan hanya mengarah kepada satu hal saja yang biasanya justru hanya karena kita ingin mengertikan seperti yang kita inginkan. Bukan apa yang harus kita pahami secara utuh. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, mestinya langsung mengingatkan kita akan awal mula penciptaanNya. Itu berarti kita harus membaca kitab Kejadian, atau setidaknya kita mengingat apa yang tertulis dalam kitab Kejadian itu. Kemudian berbagai peristiwa dan persoalan yang timbul sesudahnya yang tertulis bahkan hingga kitab Maleaki yang menutup bagian kitab Perjanjian lama. Maka kita akan mampu memaknai kalimat dalam Yohanes 3 : 16 ini. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, adalah manifestasi dari semua ciptaanNya terutama pada manusia. Tapi apa yang sudah manusia perbuat, sehingga Dia harus datang ke dunia justru dalam rupa yang sama dengan ciptaanNya? Cobalah kita renungkan apa yang sudah kita lakukan sehubungan dengan penggenapan Firman Tuhan. Pastilah banyak dan sangat banyak yang belum kita lakukan sehingga Dia harus datang lagi untuk mengingatkan kita dan kalimat yang digunakan untuk mengingatkan kita Karena begitu besar kasih Allah akan dunia, hingga dikaruniakannya anakNya yang tunggal. Kalau Allah begitu besar kasihnya akan dunia ini ( manusia ) mengapa manusia sendiri tidak perduli dengan dirinya sendiri? Mungkin manusia hanya mengutamakan pakaian dan makanan. Padahal burung di udara yang tidak bekerjapun Allah pelihara. Itu berarti orientasi manusia jauh dari pengertian Allah Bapa di Sorga. Firman Tuhan yang pertama bagi manusia adalah beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu. Manusia memang bertambah banyak tetapi apakah sudah menaklukan bumi? Inilah persoalannya. Manusia dalam aktifitasnya hanya mengolah jasmani dan rohani, tidak pernah berkarya untuk menaklukkannya. Kalaupun ada yang berkarya, anda pasti terkejut karena tidak datang dari anak anak Tuhan yang terpasung oleh iman percaya semata, berharap pada karunia mujizat semata dan merenungkan semata kapan nubuatan – nubuatan akan menjadi nyata. Ketiga hal diatas tak pernah ditindaklanjuti menjadi misi manusia dalam kerangka menaklukkannya. Itu sebabnya dalam pemeliharaanNya Dia memperhatikan kalau kalau ada anak-anakNya yang melaksanakan perintahNya, Dalam penantianNya itulah Dia mengirimkan AnakNya yang tunggal. Kali ini dalam rupa Manusia yang sama dengan ciptaanNya. Sejak dalam kandungan perawan kudus Maria, Dia sudah mendemonstrasikan bagaimana seharusnya hidup ini disiasati dan dijalani. Kenyataannya manusia malah bergantung pada karyaNya semata dan bukan pengenalan dan pemahaman pada Sang Penciptanya. Kalau saja manusia tidak bergantung semata, mestinya ada missi yang jelas dalam kehidupan ini yang harus diusahakan dan dikerjakan. Setelah lawatan Allah dua ribuan tahun yang lalu manusia mendapat dua mandat dimana yang pertama pada waktu penciptaan dan yang kedua adalah Amanat Agung yang demikian bunyinya: Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu. Dan baptislah mereka dalam nama Bapa Putra dan Roh kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertaimu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Baiklah kita renungkan sekali lagi. Mandat pertama adalah menaklukkan bumi. Sudahkah mampu kita lakukan. Kalau saja kita mampu melakukan mandate yang pertama, berarti sebagian dari amanat agung sudah kita lakukan, Sementara masalah baptisan serahkan sajalah kepada Yohanes – Yohanes muda dalam pelaksanaan tekhnisnya, boleh percik boleh dengan selam. Keduanya sah sah saja toh hanya symbol pengesahan atas pengakuan iman percaya. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga dikaruniakanNya anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Ayat ini seakan mengikat dua mandate yang diberikan kepada manusia. Mengapa demikian? Kalau kita renungan lebih jauh, mandate pertama adalah untuk sosialisasi antar manusia itu sendiri sementara mandate yang kedua adalah jalur antara manusia dengan Allah. Anda akan terkejut karena kedua mandate ini ternyata menbentuk Salib. Jangan coba – coba kita hanya ada di salah satunya karena Salib itu tidak pernah akan nampak. Kita mungkin mampu menghantar banyak orang untuk beribadah kepada Tuhan dan biasanya orang yang mampu justru menjadi arogan dengan demonstrasinya tentang iman percaya dan karunia mujizatnya. Dikatakan arogan karena dia lupa justru belum melakukan mandate yang pertama. Ingat hidup ini tidak semata mata rohani, tetapi real kehidupan fana yang harus dijalani dan disiasati. Terlepas pada bagian akhir kehidupan manusia yang bisa diartikan kematian jasmani sehingga apa yang dijalani dan disiasati seakan kehilangan makna. Oleh sebab itu tidak mungkin dipisahkan satu dari keduanya. Ketika manusia hanya melakukan mandate yang pertama, maka hasilnya adalah stress sebagai dampak pertama dan kalau masih memaksakan dampak berikutnya adalah depresi dan terakhir trauma yang biasa disebut hilang ingatan alias gila. Demikian juga jika kita hanya melakukan mandate yang kedua semata. Memang ada damai sejahtera dalam menjalani kehidupan nyata ini, Bahkan dengan hikmat akal budi maupun atas pimpinan Roh kudus mampu menyaksikan maha karya Allah Bapa sebagai Karya penciptaan yang dahsyat. Lalu dengan gagah berani entah adanya kerelaan atau tidak mengerti mau menjadi pemberita Injil. Dalam kepasrahannya pada pimpinan Tuhan dan Roh kudus, hidup seakan nyaman nyaman saja untuk dilalui. Kalaupun ada pemberita Injil yang nakal dalam arti korup, selingkuh dan murtad pastilah hanya dikategorikan oknum yang tidak bisa digeneralisir sebagai kesalahan fatal. Kealpaan ini akan berujung pada kitab Matius 7 : 15 – 23. Dalam artian seakan kita sudah ada dijalur yang benar, padahal penolakan yang kita terima. Sekali lagi harus kita ingat bahwa tidak mungkin kita hanya mengutamakan yang satu tapi mengabaikan yang lain. Dua duanya harus seiring sejalan. Seimbang antara jasmani dan rohani, Idealnya kedua duanya ada dalam satu wadah yaitu gereja sebagai institusi. Sayangnya sekalipun institusi gereja seperti itu sudah ada atas prakarsa Petrus, kenyataannya cendrung diabaikan dan malah dilecehkan sebagai tidak rohani. Sementara mereka yang merasa rohani justru mendemonstrasikan arogansi dalam pemahaman yang sempit semata mata bergantung pada karunia dan berkat. Jadi Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, maka dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya, jangan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.Anda dan saya terpanggil untuk bekerja dan berkarya. Anda dan saya terpanggil untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam mewujudkan kasih itu. Mendengar saja memang baik, demikian juga bila kita renungkan. Tapi yang terbaik dari semua itu adalah melakukannya dalam kehidupan kita sehari hari. Kasih Tuhan menyertai kita semua. Amin.

Pucung Bantul 29 Maret 2009

Hardo Jayadi Setiawan

Call sign : Musafir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada saran, komentar, pertanyaan, atau kritikan, silahkan Anda ketik di kolom komentar. Terima kasih atas kunjungan Anda ke web blog saya.