Jangan bodoh!!!! Kalimat ini mungkin bernada penolakan, pemberontakan sekaligus pernyataan, bahwa saya dan anda atau siapapun yang membaca tulisan ini pastilah tidak suka jika disebut sebagai orang bodoh bahkan mereka yang temperamental dan emosional bisa marah. Yang setuju boleh angkat tangan, ha ha ha… terbiasa dengan
Tentang kebodohan, banyak umat Kristiani hanya berpangku tangan dan memahami Alkitab secara letter-lux sehingga predikat bodoh yang ada melekat kuat baik bagi umat Kristiani demikian juga dalam pandangan dunia. Hal ini sangat ironis karena jika ditelusuri dan ditelaah lebih mendalam pastilah sebutan bodoh itu tidak tepat malah kenyataannya justru bisa sebaliknya. Permasalahannya memang sejauhmana umat Kristiani itu sendiri mengimplementasikan isi Alkitab yang menjadi acuan dan pegangan dalam menjalani kehidupannya.
Dunia menganggap keKristenan sebagai kebodohan karena sebagian besar isi Alkitab terkesan seperti cerita-cerita science fiction yang sulit dibuktikan, demikian juga implementasinya dalam kehidupan nyata umat Kristiani terkesan klenik bahkan cendrung mengarah pada kegilaan ( maniak rohani ). Lihat saja visualisasi bahasa Roh, pengurapan doa-doa penyembuhan dan kebaktian kebangunan Rohani (KKR ), semuanya cendrung menggiring umatnya pada kegilaan.
Bersyukur bahwa sejak dari awal Firman Tuhan sudah menjelaskan tentang kebodohan ini, tetapi sekaligus juga memperingatkan umat yang percaya, agar jangan bodoh. Bagaimana Firman Tuhan “menjelaskan” sekaligus “mengingatkan”, “membelai” sekaligus “nempeleng” tentang kebodohan ini? Kalimat “menjelaskan” lebih mengacu bahwa sejak dari awal Allah tahu ( bahkan maha tahu ) bebalnya umat Kristiani, malasnya umat Kristiani dan bodohnya umat Kristiani yang kerjanya cuma percaya dan berharap/minta dalam mengimplementasikan Firman Tuhan. Allah memang mengajarkan tentang iman percaya dan berharap/minta kepadaNya, tetapi Firman Tuhan tidak hanya berisi iman percaya dan berharap/minta saja.
Berapa banyak hamba Tuhan bebal yang ( merasa ) terpanggil dengan label ministrynya dan persekutuannya menggiring umatnya untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Padahal bahkan kunci kerajaan Sorga sudah diserahkan kepada manusia yang diwakili oleh Petrus di Kaesaria dua ribuan tahun yang lalu. Memang dikatakan dalam Firman Tuhan bahwa Dia akan datang kedua kalinya tapi mengenai waktunya hanya Allah yang tahu. Bukankah kalimat “jangan bodoh” menjadi peringatan untuk kita semua umatnya. agar tahu dimana kerajaan Allah yang ingin dituju. Firman Tuhan tidak pernah meminta kita membentuk ministry atau persekutuan karena memang persekutuan itu telah ada dan telah diserahkan pengelolaannya kepada manusia yang diwakili Petrus. Mandat lain yang telah diserahkan Allah kepada manusia yaitu Amanat agung dalam Matius 28:19-20. Allah tahu (bahkan maha tahu ) maka sejak awal telah dijelaskan tentang kebodohan umatNya tapi sekaligus Dia mengingatkan agar umatNya jangan bodoh. Percaya dan berharap/meminta hanya kepadaNya adalah batang tubuh (inspirasi) dari semua kegiatan dan karya umat manusia dalam menghayati, menjalani dan menyiasati kehidupan ini Dari sanalah Firman Tuhan menjadi berarti bagi kehidupan manusia dalam ucapan syukur dan puji-pujian semata karena Allah bertakhta diatas puji-pujian.
Bantul medio maret 2009
Hardo J Setiawan
Call sign : Anwari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada saran, komentar, pertanyaan, atau kritikan, silahkan Anda ketik di kolom komentar. Terima kasih atas kunjungan Anda ke web blog saya.